Bednesday (Chapter 2)

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSdHe3DtsgYJF_X0WkxBN15kO5aF-k7TuE7fPcMxWZi0xKuO0lwLRO898j6Tw

Setelah sampai di rumah sakit, aku segera naik ke lantai tiga untuk menemui Ina di kamar inapnya. Sudah dua tiga hari ia terbaring di ranjang rumah sakit. Selang infus pun tak kunjung lepas dari punggung tangannya.

Ina ... Bahkan aku belum sempat memberimu kado ulang tahun sebulan yang lalu. Kadonya sudah kubeli, tetapi kau malah seperti ini— ditemukan terkapar di kamarmu, maksudku.

Kami— aku dan Seojoon— bahkan tak pergi ke sekolah tiga hari belakangan. Entahlah, rasanya sangat malas.

Tak lama setelah menunggu di kamar inap, polisi banyak berdatangan dan membawa berkas-berkas. Ah, persetan. Aku hanya akan tetap di sini dan menunggui Ina terbangun.

Ribut suara diskusi orangtua Ina dengan polisi hanya terdengar sekelebat, kecuali satu hal yang kudengar dengan jelas. Menurut penjelasan sang polisi, kemungkinan pelaku yang menusuk perut Ina ialah seorang pria. Sang pelaku mungkin sangat dekat dengan Ina sampai-sampai tahu kode kamar hotel Ina. Omong-omong, Ina sedang liburan kala itu.

Satu hal yang mengagetkanku; Ina ditemukan pingsan dalam keadaan tiga kancing teratas yang terbuka. Menurutku, Si pencuri mungkin sengaja mengacaukan segalanya dengan bukti itu.

Bersambung.


Komentar

Postingan Populer