Bahaya Telur Retak dan Bakteri yang Dikandungnya

http://do-you-know.csr.id/2016/10/hatihati-dengan-telur-berkulit-retak

Seperti yang kita ketahui, saat menjelang bulan Ramadan, harga kebutuhan pokok melonjak drastis. Namun kini, jauh setelah bulan fitri usai, harga sembako malah melambung lagi. Sebabnya ialah musim pancaroba di Indonesia yang tak kunjung henti.

Salah satu yang terkena dampaknya ialah para pedagang pasar. Kata mereka, dagangannya jadi tidak laku karena terpaksa menaikkan harga dagangannya yang mengalami penurunan ketersediaan. Para konsumen merasakan betul penderitaan ini, apalagi para masyarakat menengah kebawah yang menjadikan pasar untuk sarana beli-membeli kebutuhan sehari-hari karena harganya yang murah.

Salah satu jenis kebutuhan pokok yang kian mahal harganya ialah telur. Beberapa pasar di daerah Jawa Barat bahkan menyentuh harga telur 30 ribu per kilogram. Parahnya, beberapa warga bahkan nekat memburu telur retak dikarenakan harganya yang jauh lebih murah dari telur yang baik kondisinya.

Tak banyak dari mereka yang tahu, dampak buruk dari mengonsumsi telur yang sudah retak. Sebagai acuan, telur retak dan berbau tak sedap, serta warna putih telurnya yang berubah menjadi biru-hijau harus dibuang, dan jangan dikonsumsi. Namun bila ada bintik merah kecil di kuning telur, maka telur aman untuk dikonsumsi. Telur yang sudah tidak terlindungi dengan baik oleh cangkangnya itu berpotensi besar tercemar berbagai macam bakteri, salah satunya bakteri Salmonella.

Walaupun tergolong bakteri yang umum, Salmonella bisa berdampak cukup parah bagi manusia, khususnya anak-anak dan orang dengan imunitas lemah. Salmonella mengalami masa inkubasi (masa tunas) selama satu atau tiga hari, sampai akhirnya menyebabkan gejala. Bakteri ini bisa menyebar dalam aliran darah, yang kemudian disebut salmonella bacterimia. Jika ini terjadi, organ-organ pada tubuh dapat menderita gangguan, yang disebut juga Tifoid atau demam enterik. 

Jika Anda sakit setelah mengonsumsi telur, cobalah tetap terhidrasi dengan minum air jahe. Bila muntah dan diare bertahan selama lebih dari beberapa hari, dan Anda mulai merasa dehidrasi seperti pusing, atau ada darah pada kotoran Anda, maka segera hubungi dokter.


Komentar

Postingan Populer